Mungkin saudara dan saudari muslimin pernah mendengar ceramah-ceramah agama di surau atau masjid tentang cerita Rasulullah SAW dengan seorang pengemis Yahudi tua yang buta ini.
Pernahkah kita mendengar tentang berdakwahlah secara berhikmah? Kisah ini ada berkait rapat dengan dakwah bil hikmah yang mana, Nabi Muhammad berjaya membuat orang tertarik dengan Islam dengan hanya melakukan perbuatan sahaja. Kisah ini bermula di sudut sebuah pasar di Madinah Al-Munawarah. Ada seorang pengemis Yahudi buta, setiap hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya.”
Setiap pagi Rasulullah s.a.w mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad itu. Walaupun si pengemis buta itu menghina, mencaci dan menfitnah Rasulullah SAW [ si pengemis buta itu tidak mengetahui sebenarnya Nabi Muhammad SAW yang menyuapkan makanan kepadanya ] tanpa sedikitpun Rasulullah SAW membuka mulut. Rasulullah SAW melakukannya iaitu menghantar makanan dan menyuapkan kepada pengemis itu hingga menjelang baginda wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada anaknya, “Wahai anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?” Aisyah r.a menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.” “Apakah itu?” tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w selalu pergi ke hujung pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” kata Aisyah r.a.
Keesokan harinya Abu Bakar r.a pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?” Abu Bakar r.a menjawab, “Aku orang yang biasa.” “Bukan! engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” jawab si pengemis buta itu. “Apabila dia (Rasulullah s.a.w) datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu dia berikan padaku dengan mulutnya sendiri,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar r.a tidak dapat menahan air matanya, dia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Dia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w.” Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a, dia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia.” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar r.a.
Sumber
mulianya peibadi Rasulullah saw
ReplyDeletememang pribadi Nabi Muhammad SAW sungguh luhur hal ini patut dicontoh oleh semua orang Muslim di seluruh dunia, kunjungan balik ya ke blog saya www.goocap.com
ReplyDeletePatut dicontoh kisah rosul ini oleh kita semua ya gan.
ReplyDelete